Minggu, 16 September 2012

PENELITIAN EKSPERIMEN



 A.      Pengertian
Metode eksperimen merupakan bagian dari penelitian kuantitatif,dan memiliki ciri khas tersendiri terutaman dengan adanya kelompok kontrol. Hakekat penelitian eksperimen
( eksperimen research ) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan.
Pengertian  penelitian eksperimen menurut para ahli :
1.      Menurut Hadi (1985),  penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
2.      Menurut Ltin ( 2002),penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilakuindividu yang diamati.
3.      Menurut Sukardi ,penelitian eksperimen merupakan metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat ( causal-effect relationship)
4.      Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Berdasarkan defenisi dari beberapa ahli tersebut ,dapat disimpulkan bahwa penelitian ekserimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treamen atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan /tindakan/treamen pendidikan,terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain.
B.       Karakteristik penelitian
Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian eksperimen yakni :
1.      Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai sebagai pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh perlakuan /manipulasi dengan yang tidak memperoleh perlakuan atau manipulasi.
2.      Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami kesamaan, sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain kedalam variabel atau membuang faktor lain yang diinginkan peneliti dari variabel.
3.      Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukukannya terhadap variabel lain (terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukan.

C.      Langkah-langkah kegiatan eksperimen
Langkah- langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan peleitian lainnya.Langkah- langkah tersebut antara lain:
1.      Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
2.      Mengidentifikasi dan mendefenisikan masalah
3.      Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan,memformulasikan hipotesis penelitian,menentukan variabel,dan merumuskan defenisi operasional dan defenisi istilah.
4.      Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan :
a.       Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan,tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
b.      Menentukan cara mengontrol
c.       Memilih rancangan penelitian yang tepat
d.      Menentukan populasi,memilih sampel (contoh) yang mewakili, serta memilih sejumlah subjek penelitian
e.       Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
f.       Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan study pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan
g.      Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.
5.      Melaukan eksperimen
6.      Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen
7.      Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan
8.      Menganalisis data
9.      Menginterpretasikan hasil,perumusan kesimpulan ,pembahasan,dan pembuatan laporan.

D.      Validitas
Validitas berarti dapat diteimah atau absah.
Validitas berkaitan dengan persoalan untuk membatas atau menekan kesalahan-kesalahan dalam penelitian sehingga hasil yang diperoleh akurat dan nberguna untuk dilaksanakan. 
Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi,dan hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental,sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor internal dan ekspernal.
1.      Validitas internal
Validitas internal mengacu pada kemampuan desain penelitian untuk menyingkirkan atau membuat masuk akal penjelasan alternatif hasil,atau masuk akal dugaan sementara.
Dengan kata lain ,validitas internal berkaitan dengan dengan faktor-faktor  penyebab terjadinya kebingungan. Cambel dan Stanley (dalam Gay:1998) mengidentifikasi delapan ancaman utama terhadap validitas internal yakni :
1.      Historis,dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari perlakuan dalam eksperimen yang dilakukan,tetapi mempengaruhi model,karakter dan penampilan variabel bebas.
2.      Maturasi,dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau objek yang diteliti yang mungkin muncul selama periode tertentu yang mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian.
3.      Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian yang menggunakan metode test karena suatu kegiatan test yang dilakukan dengan menggunakan pra test dan post test, apalagi dengan rentang waktu yang cukup panjang dan terkadang nilai pra test dan post test yang sama. 
4.      Instrumentasi, dimana jika dua test berbeda digunakan untuk pra test dan post test dan tes-tes tersebut tidak sama tingkat kesulitannya,maka instrumentasi dapat muncul.hal ini disebabkan kurang konsistennya instrumen pengukuran yang mungkin menghasilkan penilaian performasi yang tidak valid.
5.      Regresi statistik, dimana sering muncul bila subjek dipilih berdasarkan skor ekstrem dan mengacu pada kecenderungan subyektif yang memiliki kor paling tinggi pada pra test ke skor yang lebih rendah pada post test atau sebaliknya.
6.      Seleksi subjek yang berbeda,dimana muncul bila kelompok yang ada digunakan dan mengacu pada fakta bahwa  kelompok tesebut mungkin berbeda sebelum kegiatan penelitian dimulai.
7.      Mortalitas,dimana sering terjadi bahwa subjek yang terkadang drop out dari lingkungan penelitian dan memiliki karakteristik kuat yang mempengaruhi hasil penelitian.
8.      Interaksi seleksi maturasi,dimana satu kelompok akan termaturasi dengan hasil kelompok lain tanpa melalui perlakuan.
2.Validitas Eksternal
Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil peneloitian studi,dimana dibutuhkan kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar digeneralisasikan ke populasi yang lain pada waktu kondisi yang lain.
Jadi validitas eksternal adalah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada popilasi,latar dan hal-hal lainnya dalam kondisi yang mirip.
Campel dan Stanleydalam Gay (1981) yang dikutip emzir (2009) mengidentifikasi beberapa ancaman terhadap validitas eksternal diantaranya:
1.       Interaksi prates-perlakuan ,dimana biasanya sering muncul bila respon subjek berbeda pada setiap perlakuan karenamengikuti pra tes.
2.      Interaksi seleksi –perlakuan ,dimana akibat yang muncul bila subjek tidak dipilih secara acak sehingga seleksi subjek yang berbeda diasosiasikan dengan ketidak valitan internal.
3.      Spesifitas variabel,adalah suatu ancaman terhadap yang tidak mengidahkan generalisasi dari desain eksperimentas yang digunakan.
4.      Pengaruh reaktif, mengacu pada faktor –faktor yang diasosiasikan dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap subjek yang dilinatkan.
5.      Inteferensi perlakuan jamak,biasanya sering muncul subjek yang sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian.
6.      Kontaminasi dan bias pelaku eksperimen,sering muncul bila keakraban subjek dan peneliti mempengaruhi hasil penelitian.

E.       Desain eksperimen
Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengansetiap langkah tindakan yang terdefinisikan, sehingga informasi yangberhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang akan ditelitidapat dikumpulkan secara faktual.
Bentuk desain eksperimen:
1.      Pre-eksperimen.
 Dikatakan pre-eksperimen karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan karena mamsih ada variabel luar yang ikut beerpengaruh teradap terbentuknya variabel terikat( dependen).Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat (dependen) itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas (independen). Hal ini bisa saja terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak (random). Bentuk pra-experimental designs antara lain:
a.       One- shot case study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Jenis ini dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran dan nilai ilmiah suatu desain penelitian.Adapun bagan dari one-shot case study adalah sebagai berikut:
X
O
Perlakuan terhadap variabel independen
   (Treatment of independent variable)
Pengamatan atau pengukuran terhadap
variabel dependen (Observation or measurement of dependent variable)
                       
                        Dengan X = kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen
                                     O = kejadian pengukuran atau  pengamatan.
Bagan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya.
Contoh: Pengaruh penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa(O).

b.      One Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Jenis ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Bagannya sebagai berikut :
Pengaruh perlakuan: O1 – O2.
O1
X
O2
Pretest
Treatment
Posttest

Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa
ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis (tidak menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian. Kejelekannya yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun.
c.       Static group comparison (Perbandingan Kelompok Statis)
Desain ini berupaya melengkapi kekurangan kelompok control, tetapi gagal dalam hubungan memperlihatkan bahwa suatu perubahan telah muncul. Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi menjadi dua, yang satu
memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan yang lain tidakmendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul dalam desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak.Adapun bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut.
                           
X

O1


O2

O1: hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan O2: hasil pengukuran satu grup yang tidak diberi perlakuan.
Pengaruh perlakuan: O1 – O2.
Ketiga bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan banyak variabel luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.
2.      True Experimental Design ( eksperimen sebenarnya )
Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol
semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal (kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut Suryabrata (2011 : 88) adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakanperlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random. Selanjutnya, jenis penelitian yang termasuk dalam true experimen desain adalah :
1.       pretest-posttes control group design
Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi
pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan
group kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidak
berbeda secara signifikan.
Bagan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
R
O1
X
O2
R
O3

O4
Pengaruh perlakuan adalah: (O2 - O1) - (O4 - O3).
2.      posttest-only control group design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak.
Bagan penelitian ini adalah sebagai berikut.
R
X
O1

R

O2

Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1:O2). Dalam penelitian, pengaruh perlakuandianalisis dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

3.       Factorial Design
Desain ini merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruh perlakuan terhadap hasil. Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest.Grup yang akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest yang sama.
Bagan penelitian ini :
R
O1
X
Y1
O2
R
O3

Y1
O4
R
O5
X
Y2
O6
R
O7

Y2
O8

Pada desain ini semua  kelompok dipilih secara random,kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan  baik bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O1=O3=O5=O7.Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.
Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel   eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
4.      Quasiexperiments
Quasiexperiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari trueexperimental design yang sulit dilaksanakan.Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya.Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol.
     Bentuk-bentuk quasiexperiments antara lain:
a.       Time Series Design
Ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan grup sebelum diberi perlakuan.Jika hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti grup tersebut dalam kondisi tidak stabil dan tidak konsisten. Setelah kondisi tidak labil maka perlakuan dapat mulai diberikan.
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7

b.      Nonequivalent control group design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, tetapi pada desain ini group eksperimen maupun group kontrol tidak dipilih secara random.
Bagannya :
O1
X
O2
O3

O4